
TL;DR
Sebelum melihat detail keuangannya, biasanya investor mulai dengan mencari tahu dahulu tentang perusahaan dan produknya. Info ini bisa didapat dari sumber utama seperti website resmi perusahaan: www.indofoodcbp.com
Selanjutnya, investor biasanya melihat ringkasan metrik keuangan utama, seperti yang ditunjukkan di bawah ini, untuk memahami performa keseluruhan sebelum masuk ke detail lebih spesifik di tahap analisis berikutnya. Perlu diingat, data ini mengacu pada laporan tahunan, bukan triwulan. Untuk metrik trailing twelve months (TTM) dan most recent quarter (MRQ), kamu bisa melihat di sekuritas atau menghitung manual dari laporan keuangan.
A. Financial Health
Sebagai investor konservatif, langkah awal dalam analisis fundamental saham adalah menilai risiko, terutama yang berasal dari utang perusahaan. Pada bagian Financial Health, analisis berfokus pada rasio likuiditas, rasio leverage atau solvabilitas, pengelolaan utang dari waktu ke waktu, serta rasio cakupan utang dan bunga. Tujuan dari bagian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, sekaligus mengidentifikasi risiko signifikan terkait potensi kesulitan keuangan atau kebangkrutan.
Liquidity Ratio
Pertama, kita analisa Rasio Likuiditas, yang membandingkan aset lancar perusahaan—atau sebagian dari aset tersebut—dengan kewajiban lancarnya. Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset likuid yang tersedia.
lebih
konservatif
kurang
konservatif
Penjelasan:
Pada bar chart di atas, Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio ditampilkan sebagai kolom terpisah untuk menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan, dari ukuran yang paling inklusif hingga yang paling konservatif. Rasio di atas angka satu pada salah satu kolom menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset (sesuai kategori karakter likuiditasnya) yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya, sehingga mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan.
Debt Coverage
Selanjutnya, analisis difokuskan pada kemampuan perusahaan untuk mengelola pembayaran pokok dan bunga utangnya dengan menggunakan EBIT dan arus kas operasional. Area line chart di bawah ini menunjukkan EBIT dan arus kas operasional, yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menutupi pembayaran bunga dan pokok utang selama periode tersebut, sebagaimana ditunjukkan oleh stacked bar chart. Pokok utang jangka pendek diambil dari laporan keuangan tahun sebelumnya karena mencerminkan utang yang harus dibayar dalam periode satu tahun tersebut.
EBIT | 9.07T | 11.77T | 13.51T | 12.07T | |
Cash Flow Operating | 9.34T | 7.99T | 8.80T | 12.42T | |
Interest Expense * | -887.83B | 1.82T | 5.98T | 626.47B | |
Short Term Debt | 654.11B | 725.24B | 837.52B | 1.31T |
Penjelasan:
Penjelasan: Perusahaan yang sehat ditandai dengan area line chart yang berada jauh di atas stacked bar chart, menunjukkan bahwa pendapatan operasional dan arus kasnya lebih dari cukup untuk menutupi pembayaran pokok utang dan bunga.
* Interest expense yang negative berarti perusahaan mendapatkan income tambahan berupa bunga.
Long Term Solvency
Setelah analisis atas kewajiban jangka pendek perusahaan, analisis beralih pada rasio solvabilitas (jangka panjang). Stacked column chart berikut membandingkan aset lancar dan jangka panjang perusahaan dengan kewajibannya, memberikan gambaran visual tentang stabilitas keuangan keseluruhan perusahaan.
Total | 119.27T | 57.16T | |
Current | 36.77T | 10.46T | |
Non-Current | 82.49T | 46.70T |
Financial Structure Trend
Beralih ke bagian "Financial Structure Overtime," ditampilkan tren perkembangan atau penurunan aset perusahaan, serta apakah pertumbuhan tersebut ditunjang oleh kenaikan utang atau berasal dari peningkatan ekuitas. Selain visualisasi bar chart yang menunjukkan struktur aset, terdapat juga line chart yang menggambarkan perubahan rasio debt to asset untuk melihat berapa persen dari aset yang dibiayai oleh utang.
Liabilities | 53.27T | 63.07T | 57.83T | 57.16T | ||
Equity | 50.32T | 54.94T | 57.47T | 62.10T | ||
Asset | 103.59T | 118.02T | 115.31T | 119.27T | ||
Debt to Equity Ratio | 1.06 | 1.15 | 1.01 | 0.92 | ||
Debt to Asset Ratio | 0.51 | 0.53 | 0.50 | 0.48 |
Penjelasan:
Secara general, penting untuk memeriksa apakah total aset perusahaan meningkat seiring waktu dan apakah kenaikan utang lebih besar dibandingkan ekuitas, yang terlihat dari peningkatan rasio utang terhadap asset. Tren seperti ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengambil risiko lebih besar, yang berpotensi mempengaruhi stabilitas keuangan jangka panjangnya.
B. Earnings and Profitability Trend
Setelah kesehatan keuangan, selanjutnya analisis beralih ke kinerja keuangan perusahaan, khususnya pada pendapatan, laba, dan metrik profitabilitas utama dari waktu ke waktu. Analisis ini mengeksplorasi berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau penurunan laba, menjelaskan rincian terkait efisiensi operasional dan kemampuan perusahaan meningkatkan profitabilitasnya.
Revenue and Earnings Trend
Bagian pertama berfokus pada tren kinerja keuangan, mulai dari pendapatan hingga laba bersih. Analisis ini bertujuan untuk menyoroti bagaimana perusahaan menghasilkan laba dalam nilai rupiahnya.
Revenue | 46.64T | 56.80T | 64.80T | 67.91T | |
Gross Profit | 17.22T | 20.29T | 21.79T | 25.13T | |
Operating Income | 9.20T | 11.67T | 13.38T | 14.39T | |
Net Income | 7.42T | 7.91T | 5.72T | 8.47T | |
Net Income (Parent) | 6.59T | 6.40T | 4.59T | 6.99T | |
Diluted Share Outstanding | 11.66B | 11.66B | 11.66B | 11.66B | |
Diluted EPS | 564.82 | 548.75 | 393.36 | 599.44 |
Penjelasan:
Secara umum, peningkatan pendapatan, laba operasional, dan laba bersih merupakan hal yang diinginkan karena menunjukkan pertumbuhan serta mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan skala operasinya dan meningkatkan profitabilitas.
Asset Utilization
Beralih ke bagian Asset Utilization, analisis difokuskan pada seberapa efisien perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Analisis ini memberikan gambaran tentang efektivitas operasional serta kemampuan perusahaan mengubah investasi pada aset menjadi laba.
Average Total Asset | 71.15T | 110.80T | 116.66T | 117.29T | |
Revenue | 46.64T | 56.80T | 64.80T | 67.91T | |
Asset Turnover Ratio | 0.66 | 0.51 | 0.56 | 0.58 |
Penjelasan:
Peningkatan rasio perputaran aset umumnya dianggap sebagai indikator positif, karena menunjukkan efisiensi perusahaan yang semakin baik dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan lebih tinggi, yang mencerminkan kinerja operasional dan profitabilitas yang lebih kuat.
Profitability Trend
Selanjutnya, analisis beralih ke tren profitabilitas dengan fokus pada margin laba yang dinyatakan dalam persentase dari pendapatan. Analisis ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan perusahaan mengubah penjualan menjadi laba, memberikan gambaran jelas tentang efisiensi operasionalnya dan efektivitas dalam menjaga profitabilitas dari waktu ke waktu.
Gross Profit Margin | 36.93% | 35.71% | 33.63% | 37.00% | |
Operating Profit Margin | 19.73% | 20.55% | 20.65% | 21.19% | |
Net Profit Margin | 15.91% | 13.93% | 8.83% | 12.47% |
Penjelasan:
Tren kenaikan margin laba dalam persentase terhadap pendapatan menunjukkan efisiensi perusahaan yang semakin baik dalam mengubah penjualan menjadi laba. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas operasional, yang menjadi kunci untuk keberlanjutan jangka panjang.
C. Cash Flow Analysis
Setelah menganalisis pendapatan dan profitabilitas perusahaan, kini perhatian beralih ke arus kas perusahaan. Bagian ini berfokus pada pergerakan kas aktual, yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan operasional, melunasi utang, dan keperluan investasi. Selain itu, analisis ini memberikan gambaran tentang fleksibilitas keuangan perusahaan, yaitu kemampuannya mengatasi tantangan tak terduga dan memanfaatkan peluang ekspansi.
Cash Flow Trend
Pertama, analisis berfokus pada tren arus kas perusahaan dalam tiga kategori utama dan arus kas bebas (free cash flow). Line chart di bawah ini menunjukkan bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dari waktu ke waktu.
CF from Operating | 9.34T | 7.99T | 8.80T | 12.42T | |
CF from Investing | -34.96T | -3.10T | -1.51T | -3.99T | |
CF from Financing | 26.76T | 5.91T | -12.83T | -4.62T | |
Free Cashflow | 7.42T | 5.74T | 7.02T | 10.59T |
Penjelasan:
Idealnya, perusahaan yang stabil menunjukkan arus kas operasional positif, yang mengindikasikan bahwa kegiatan usaha utamanya secara menguntungkan menghasilkan kas.
Arus kas bebas (free cash flow) yang positif menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan lebih banyak kas daripada yang digunakan untuk pengeluaran operasional dan belanja modal (capital expenditure). Kelebihan kas ini dapat digunakan untuk melunasi utang, membagikan dividen, membeli kembali saham, atau menambah cadangan kas.
Arus kas investasi yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan sedang melakukan investasi untuk mempertahankan dan/atau mengembangkan operasinya, yang mencerminkan komitmen terhadap masa depannya.
Arus kas pendanaan yang negatif sering kali menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengurangi utang atau memberikan nilai tambah kepada pemegang saham (creating shareholder value) melalui dividen atau pembelian kembali saham.
Cash Flow Margin
Selanjutnya, analisis berfokus pada Cash Flow Margin dan Free Cash Flow Margin perusahaan dengan menggunakan line chart dan bar chart. Grafik ini bertujuan untuk secara visual menunjukkan seberapa efektif perusahaan mengubah penjualannya menjadi arus kas operasional dan kelebihan kas setelah belanja modal (arus kas bebas).
CF from Operating | 9.34T | 7.99T | 8.80T | 12.42T | |
Free Cashflow | 7.42T | 5.74T | 7.02T | 10.59T | |
Revenue | 46.64T | 56.80T | 64.80T | 67.91T | |
Cash Flow Margin | 20.02% | 14.06% | 13.59% | 18.28% | |
Free Cash Flow Margin | 15.90% | 10.10% | 10.83% | 15.60% |
Penjelasan:
Secara umum, peningkatan persentase pada margin ini lebih disukai, karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menghasilkan kas dari kegiatan utamanya dan mempertahankan surplus yang sehat setelah dikurangi belanja modal (capital expenditure).
D. Valuation
Pada bagian terakhir, analisis berfokus pada valuasi perusahaan untuk menilai apakah harga saham saat ini mencerminkan nilai intrinsik perusahaan atau terlihat terlalu mahal (overvalued) maupun terlalu murah (undervalued).
Valuation Metrics
Dalam bagian Valuation Metrics ini, analisis singkat dilakukan terhadap beberapa indikator valuasi utama untuk menilai apakah harga saham saat ini mencerminkan nilai perusahaan secara akurat.
Nama | Rasio | Komentar dari Analis |
---|---|---|
P/E Ratio | 17.52 | P/E ratio menunjukkan harga yang bersedia dibayar investor untuk setiap 1 rupiah dari laba perusahaan. P/E ratio yang lebih rendah dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued, menawarkan harga yang lebih menarik dibandingkan dengan labanya. Namun, melihat P/E ratio yang rendah saja, bisa jadi kurang mencerminkan kondisi sebenarnya, karena mungkin disebabkan oleh faktor seperti penurunan laba atau risiko utang yang lebih tinggi. |
P/S Ratio | 1.80 | Rasio ini mengukur harga saham relatif terhadap penjualannya. P/S ratio yang lebih rendah mungkin mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued dibandingkan dengan penjualannya. Namun, penting untuk mempertimbangkan profitabilitas perusahaan, karena penjualan yang tinggi tidak selalu menjamin laba bersih. |
P/FCF Ratio | 11.56 | Price to Free Cash Flow (P/FCF) ratio menilai harga saham saat ini dibandingkan dengan arus kas bebasnya (free cash flow). P/FCF yang lebih rendah dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut mungkin undervalued berdasarkan kelebihan kas yang dihasilkan setelah arus kas operasi dikurangi belanja modal (capex). |
P/B Ratio | 3.00 | Price to Book Value (P/B) ratio membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai bukunya sebagaimana tercantum dalam neraca. P/B ratio di bawah 1 dapat mengindikasikan bahwa saham diperdagangkan di bawah nilai buku ekuitasnya, yang berpotensi menunjukkan undervaluation. |
Dividend Yield | 1.79 | Dividend Yield adalah persentase dividen yang dibayarkan perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. Yield yang lebih tinggi dapat menarik investor yang mencari pendapatan, tetapi penting untuk menilai keberlanjutan pembayaran dividen tersebut. Silakan lihat bagian selanjutnya untuk analisis lebih lanjut! |
The PEG Calculator
PEG (Price/Earnings to Growth) ratio adalah metrik penting yang melengkapi P/E ratio dengan mempertimbangkan estimasi pertumbuhan laba perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran tentang apakah saham dinilai dengan wajar berdasarkan prospek laba di masa depan. PEG ratio dihitung dengan membagi P/E dengan estimasi tingkat pertumbuhan laba tahunan selama periode 5 tahun, memberikan pandangan ke depan tentang valuasi. Platform ini menyediakan kalkulator untuk memasukkan estimasi tingkat pertumbuhan laba tahunan selama 5 tahun versi kalian sendiri. Dengan kalkulator ini, kalian dapat bereksperimen dengan PEG ratio dan menilai valuasi saham berdasarkan ekspektasi pertumbuhan laba perusahaan.
PEG Ratio
=
Growth Rate
Penjelasan:
PEG ratio yang lebih rendah lebih disukai karena menunjukkan P/E ratio yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut undervalued. Secara umum, investor cenderung memilih PEG ratio di bawah 1, yang berarti persentase tingkat pertumbuhan perusahaan lebih besar daripada P/E ratio-nya, sering dianggap sebagai tanda peluang investasi yang menarik. Perlu diingat bahwa meskipun metrik valuasi ini berguna, investor sebaiknya tidak menilai daya tarik investasi suatu saham hanya berdasarkan angka-angka ini. Penting untuk melihat analisis ini secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan faktor-faktor penting lainnya seperti risiko yang diungkapkan oleh kesehatan keuangan perusahaan, stabilitas laba dan profitabilitasnya, pengelolaan arus kas, serta perhitungan nilai intrinsiknya, untuk membuat analisa saham yang lebih lengkap.
Dividend Yield
Dividen merupakan salah satu cara utama bagi investor untuk memperoleh pengembalian dari investasinya. Bagian ini menganalisis apakah perusahaan secara rutin membayar dividen dan apakah pembayaran tersebut didukung oleh laba bersih atau arus kas bebas (free cash flow).
Net Income | 6.59T | 6.40T | 4.59T | 6.99T | |
Free Cashflow | 7.42T | 5.74T | 7.02T | 10.59T | |
Dividend | 2.51T | 2.51T | 2.51T | 2.19T | |
Dividend / Share | 215.00 | 215.00 | 215.00 | 188.00 |
Penjelasan:
Secara umum, perusahaan yang secara konsisten membayar dividen dan didukung oleh laba bersih serta arus kas bebas yang kuat lebih disukai, terutama oleh investor dividen. Preferensi ini muncul karena karakteristik tersebut mencerminkan konsistensi dan stabilitas keuangan, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya menghasilkan laba yang cukup tetapi juga mengelola kasnya dengan efektif untuk mendukung pembagian dividen kepada pemegang saham.
powered by:
Copyright © 2025 PT Rocketbase Edukasi Teknologi